Aneka Produk

Profil Tokoh John Rahail Pendekar "Sekolah Kampung" Papua

Written By Unknown on Kamis, 03 Maret 2011 | 06.28

Profil Tokoh
Profil Tokoh John Rahail Pendekar "Sekolah Kampung" Papua.
Lelaki kelahiran Merauke itu mendirikan sekolah di tiga kampung di Distrik Pantai Timur, Kabupaten Sarmi, yakni Kampung Betaf, Beneraf, dan Yanma. Ia memilih lokasi itu karena kegiatan belajar dan mengajar di daerah pesisir tersebut tak berjalan. Lokasi pantai itu dapat dicapai selama 8 jam perjalanan arah barat Jayapura.

Beberapa gedung SD milik pemerintah kosong karena warga enggan menyekolahkan anak-anak mereka. Rendahnya partisipasi dalam bersekolah disebabkan penerapan waktu belajar yang kaku: dari pagi hingga siang, serta kurikulum yang bernuansa perkotaan. Kondisi itu tidak sesuai dengan karakteristik anak-anak di pedalaman Papua yang umumnya tidak percaya diri bersekolah dengan berbagai aturan formal.

”Pendidikan merupakan hal yang asing bagi warga di pesisir Sarmi sehingga perlu metode dan pendekatan berbeda,” tutur pendiri Institut Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Papua (ICDp) ini. Bersama tiga rekannya di ICDp, John memperkenalkan istilah sekolah kampung berbasis masyarakat.

John membuat sekolah ini khusus untuk anak-anak berusia 3-5 tahun agar mereka siap mengenyam pendidikan di bangku SD. Kegiatan belajar-mengajar ini hanya berlangsung dua jam setiap Senin, Rabu, dan Jumat. Penyusunan kurikulum disesuaikan dengan kondisi warga di pedalaman Sarmi. Metode itu mampu menggugah minat warga untuk menyekolahkan anak-anak mereka.

Dukungan juga datang dari kepala kampung. Mereka merestui John menyelenggarakan sekolah kampung di balai warga. Ia lantas menamai tiga sekolah kampung dengan Maju Mandiri (Betaf), Maju Bersama (Beneraf), dan Maju Bermartabat (Yanma). Kata ”maju” dipilih untuk memotivasi anak-anak di pedalaman agar percaya diri dan mencintai sekolah.

Hal mendasar

Saat didirikan akhir tahun 2007, jumlah siswa di sekolah kampung sebanyak 108 orang, terbagi dalam kelas pemula (usia 3-4 tahun) dan kelas lanjut (5 tahun). John mulanya mengajari mereka hal-hal dasar yang selama ini jarang dilakukan, seperti mencuci tangan sebelum makan, mandi, berdoa, dan sarapan. John meyakini, pembentukan karakter sejak dini akan memudahkan anak-anak menjalani pendidikan formal yang berjenjang lebih tinggi.

Bimbingan terhadap anak- anak dilakukannya sambil membina beberapa warga yang tertarik menjadi guru di sekolah kampung. John sesekali mengajak para calon guru menemaninya mengajar. Dalam waktu sebulan, 10 warga berusia 20-30 tahun telah siap menjadi guru di tiga sekolah kampung tersebut.

Pelibatan mereka perlahan- lahan mengubah paradigma warga terhadap pendidikan. Ibu-ibu mengantarkan anak mereka ke sekolah, bahkan menunggui sang buah hati dari pukul 08.00 hingga sekolah usai dua jam kemudian.

”Keberadaan sekolah kampung seperti pepatah sambil menyelam minum air karena orangtua pun bisa mendapat ilmu,” ungkap dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Cenderawasih ini.

Pembentukan karakter

Pembentukan karakter agar anak-anak berperilaku sopan dan memerhatikan kesehatan dilakukan John selama sebulan. Setelah itu menjadi kebiasaan anak-anak di pedalaman Sarmi, John mulai mengajari mereka berhitung dan membaca. Dia menggunakan alat peraga dan mengedepankan kearifan lokal.

Pelajaran berhitung, misalnya, dia memanfaatkan permainan tradisional. Anak-anak di pedalaman Sarmi sejatinya telah mengenal cara berhitung dalam beberapa permainan tradisional, seperti tali tangan (twen’kam), gasing (smin’kan), dan jubi lemon (lemon’bran). Ini memudahkan mereka mengenal angka hingga dua digit.

Setelah berjalan tiga tahun, sekolah kampung sudah diikuti 372 anak atau sekitar 90 persen dari jumlah anak usia dini di pedalaman Sarmi. Sebanyak 85 anak kini telah mengenyam pendidikan formal di SD.

”Warga mulai merasakan dampak positif dari konsep pendidikan yang ditawarkan Pak John dan kawan-kawan. Anak-anak juga menjadi lebih percaya diri,” ujar Martinus Wainok (26), salah seorang guru di Kampung Beneraf.

Mulai 2009, biaya operasional sekolah kampung berasal dari dana pemberdayaan kampung dan program pemerintah ”Respek” sebesar Rp 25 juta. Meski demikian, John tetap meminta para guru di sekolah kampung untuk mengolah dan menjual minyak kelapa. Hasil penjualan dari sentra minyak kelapa di Distrik Pantai Timur itu untuk membiayai operasional sekolah kampung tahun 2007-2008.

Praktik cerdas

Inisiatifnya membentuk sekolah kampung di pedalaman Sarmi mendapat apresiasi dari Bursa Pengetahuan Kawasan Timur Indonesia (BaKTI). Kiprah John dalam pemberdayaan warga untuk mengelola sekolah kampung terpilih sebagai salah satu praktik cerdas yang inspiratif di KTI. Ia bersama Martinus Wainok mendapat kesempatan untuk mempresentasikan sekolah kampung pada Forum V KTI yang berlangsung awal November lalu di Ambon, Maluku.

Perhatiannya terhadap dunia pendidikan tidak lepas dari peran serta sang kakek, Ignatius Silibun. Saat pindah dari Kepulauan Kei, Maluku Tenggara, ke Merauke, Papua, Ignatius menyebarkan ajaran agama lewat pendidikan. ”Kakek menjadi inspirasi saya dalam mengajar, terutama warga di pedalaman Papua yang masih tertinggal untuk urusan pendidikan,” ungkap peraih magister perilaku kesehatan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta ini.

Diterbitkan pertama kali di Harian Kompas, Senin, 22 November 2010 | Penulis: Aswin Rizal Harahap - Nasrullah Nara

www.tokohindonesia.com
06.28 | 0 komentar | Read More

Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Jakarta

Written By Unknown on Rabu, 02 Maret 2011 | 22.23

Aneka NEWS
Sekolah Menengah Atas Negeri 8 Jakarta adalah SMA Negeri yang terletak di Jl. Taman Bukit Duri Tebet Jakarta Selatan. Kini, SMA ini berstatus sekolah terkemuka tingkat Nasional di Indonesia.

Sejarah:
Setiap pada awal diterapkan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan yakni diberlakukan Kurikulum 94 dengan berbagai perangkatnya, tepatnya tahun pelajaran 1995/1996, SMU Negeri 8 Jakarta ditetapkan dan ditunjuk oleh Kanwil Depdikbud DKI Jakarta sebagai "Sekolah Unggulan dan Plus" tingkat Propinsi. Bersamaan dengan itu, pada masing-masing wilayah kota ditetapkan pula 1 (satu) SMU Negeri sebagai "Sekolah Unggulan dan Plus" tingkat Wilayah .

Penampilan sebagai Sekolah Unggulan dan Plus tersebut secara langsung pihak sekolah (SMU negeri 8) tidak pernah mengetahuinya; namun perjalanan panjang meniti keberhasilan yang bermula pada tahun 1971 pada usianya yang ke-14 sangat pantas dan beralasan untuk mendapatkan istilah tersebut.

Secara ringkas perjalanan tersebut dapat digambarkan sebagai berikut; Tahun 1971 sehingga 1984: Masa yang panjang dan kerja keras dalam mencari jati diri. Tahun 1984 sehingga 1989: Mnegistiharkan diri sebagai lembaga pendidikan yang taat aturan, bebas dari perkelahian antara pelajar, dan menjadikan sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar. Tahun 1989 sehingga 1994: Mencipta suasana kerja-sama yang harmonik antara semua warga sekolah untuk meraih prestasi di bidang akademik dan bukan akademik. Tahun 1994 sehingga 2000 Menempatkan diri pada peringkat/tahap mengatasi tingkat propinsi maupun negara dalam Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) dan Ujian Masuk Pergruan Tinggi Negeri (UMPTN), sekaligus mengembangkan bentuk pelayanan dengan membuka "Program Akselerasi (Percepatan Belajar 2 tahun dari program 3 tahun)" Tahun 2000 hingga kini: Memotivasi diri untuk mengembangkan program inovatif pendidikan sesuai dengan keperluan masyarakat dan peserta didik dalam berbagai kegiatan disamping pengubahsuaian yang memberi kemudahan bagi warga sekolah dalam melaksanakan kegiatan pendidikan.

Istilah "Unggulan" bukanlah sesuatu yang dibanggakan oleh masyarakat SMU Negeri 8 Jakarta; bahkan beban yang sangat menantang. Sebagai konsekuensi, kerja keras tidak saja nampak pada pengelola sekolah: pengetua, guru, karyawan termasuk siswa. Bahkan juga menuntut ibubapa murid melalui Badan pembantu Penyelenggara pendidikan (BP3) mencurahkan perhatian dan tenaganya.

Pada saat ditunjuk sebagai Sekolah Unggulan dan Plus, pengurus BP3 dan jajarannya bahu membahu mencari dana untuk membangun seperangkat gedung berlantai 3 dengan kapasiti 9 lokal (ruang belajar). Hal ini harus dilakukan karena salah satu pesyaratan sebagai Sekolah Unggulan dan Plus yakni melaksanakan kegiatan belajar mengajar 1 sesi; sedangkan pada waktu itu SMU Negeri 8 hanya mampu melayani masyarakat yang memasukkan pelajar-pelajarnya dengan 2 sesi (pagi dan siang).

Kemudahan
Kemudahan Fizikal
Tahun pelajaran 2002/2003, SMU Negeri 8 Jakarta, mulai melengkapi sarana fizikal dengan menambah dan mengubahsuai segala kumdahan yang sudah sedia ada. Pada saat ini, sekolah mem0liki hampir semua ruangan yang diperlukan dan dilengkapi dengan Air Conditioning (AC) kecuali untuk kegiatan siswa dalam mengembangkan bakat dan kreativitinya, yang dalam proses pengubahsuaian. Secara Umum sarana fisik yang dimiliki
  • Ruang belajar berhawa dingin ukuran 9 x 8 meter (27 kelas)
  • Ruang belajar berhawa dingin ukuran 6 x 8 meter - 2 kelas (Akselerasi)
  • Ruang Laboratorium IPA (Biologi, Kimia dan Fizik)
  • 2 Makmal Komputer ukuran 9 x 8 meter (2 x 44 = 88 unit komputer)
  • Makmal Bahasa
  • Ruang Workshop (Matematik, IPA, dan IPS)
  • Ruang Audio Visual
  • Ruang Auditorium
  • Ruang Pengetua
  • Ruang Wakasek
  • Ruang Komite Sekolah
  • Ruang Guru
  • Ruang Tata Usaha
  • Ruang Perpustakaan
  • Ruang BP
  • Ruang MGMP
  • Ruang lain-lain
  • Ruang makan guru dan karyawan
  • Ruang Koperasi Sekolah
  • Kantin Sekolah
  • Masjid berlantai 2
  • Ruang PMR
  • Tandas dan Bilik mandi
Sarana Penunjang Kegiatan Ko-Kurikulum
  • Carta
  • Over Head Projector dalam setiap ruang kelas
  • LCD dalam tiap-tiap ruang Workshop
  • LCD dan komputer dalam tiap-tiap ruang kelas
  • Komputer lab dengan perangkat komputer sebanyak 44 unit
  • OHP 3 Dimensi
  • CD Pembelajaran masing-masing mata pelajaran
  • Perangkat lain di masing-masing laboratorium
  • Kegiatan Ko-Kurikulum
  • Internet dan Intranet
  • Perangkat Kolintang
  • Gamelan
  • Rampak Gendang
  • Perangkat Band
  • Marching Band (perarakan)
Visi dan Misi
Visi Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK pada era globalisasi dengan tetap mengedepankan akhlak yang mulia.

Misi Untuk tercapainya Visi tersebut di atas, SMU Negeri 8 menetapkan Misi sebagai berikut:
  • Melaksanakan pelayanan KBM sesuai dengan potensi siswa, secara efektif dan efisien
  • Melaksanakan KBM dengan menggunakan cara yang beragam, dengan didukung sarana yang memadai.
  • Melaksanakan peningkatan kualitas SDM yang mengikuti perkembangan.
  • Melaksanakan program pengajaran bahasa asing.
  • Melaksanakan kegiatan pengembangan kreativiti, sesuai dengan bakat dan minat siswa.
  • Mengembangkan budaya mutu yang didasari oleh nilai-nilai keagamaan.
  • Mengembangkan budaya calistung (baca, tulis, hitung)
  • Melaksanakan pembelajaran dengan azas keseimbangan rohani dan jasmani.
Tujuan
  • Ketuntasan belajar berdasarkan KBK mencapai 85.
  • Prosentase siswa yang diterima di perguruan tinggi ternama baik di *dalam maupun di luar negeri mencapai 100%.
  • Terwujudnya sekolah yang bertaraf internasional.
  • Penggunaan bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya dalam berkomunikasi baik lisan maupun tulisan.
  • Pencapaian prestasi tertinggi dalam lomba-lomba pada tingkat propinsi, nasional dan internasional.
  • Pelaksanaan kegiatan aplikasi akademik, bukan akademik, sosial dan agama.
  • Pemanfaatan IT dan multi media.
  • Tidak terdapat siswa yang gagal belajar.
  • Indeks prestasi kinerja guru terletak pada rentang A.
  • Terbentuknya budaya mutu pada setiap unsur sekolah dalam mencapai Visi dan Misi.
  • Terbentuknya pribadi yang disiplin, kreatif, inovatif, santun dan taqwa.
  • Terminimalisasinya musibah banjir.
  • Terciptanya lingkungan yang sesuai dengan 7 K (keamanan, ketertiban, kebersihan, keindahan, kekeluargaan, kenyamanan dan kerindangan).
Sasaran dan Kebutuhan
  • Aspek peningkatan pengurusan sekolah.
  • Aspek pengembangan Kurikulum dan sistem pengujian.
  • Aspek pembinaan kesiswaan.
  • Aspek peningkatan kesejahteraan.
  • Aspek pengembangan kemudahan/sarana prasarana.
  • Aspek perkembangan ketenagaan/personaliti.
Budaya Mutu Penerapan budaya mutu di SMU Negeri 8 sentiasa mengarah pada Visi dan Misi dengan moto:
"Perbaikan terus menerus dan menggunakan tolok ukur indikator atas segalanya tuntas dalam suasana kekeluargaan dan kebersamaan dalam satu wadah SMU Negeri 8 Jakarta".

Profil Sekolah
  • Pengurusan Sekolah
Pimpinan Sekolah terdiri atas Kepala Sekolah (Pengetua) dan Wakil Kepala Sekolah (Penolong Pengetua) yang jumlah dan fungsinya disesuaikan dengan keperluan. Kepala Sekolah bertangungjawab langsung kepada Pemerintah melalui Dinas Pendidikan Menengah dan Tinggi Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terkait atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pentadbiran sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan kemudahan prasarana.

Disamping itu, Kepala Sekolah juga membina kerjasama yang baik dan kondusif dengan ibu bapa/penjaga pelajar melalui BP3 / Komite Sekolah.
  • Keadaan Gedung Sekolah
Ruang belajar berhawa dingin yang sudah tersedia sebanyak 29 lokal, dan ruang kelengkapan lainnya yang pembangunan sedang dalam tahap penyelesaian Ruang makmal IPA sejumlah 3 lokal (Kimia, Fizik, Biologi), dan masing-masing akan ditambah 1 lokal. Ruang makmal Komputer 1 lokal dan dilengkapi dengan Internet dan Intranet. Laboratorium Bahasa yang sudah dilengkapi dengan sarana komputer Ruang AULA yang dilengkapi dengan perangkat OHP, Komputer, Proyektor, dan LCD 3-D yang sewaktu-waktu dapat juga dipakai untuk kegiatan pembelajaran disamping seminar dan rapat-rapat. Ruang Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Sekolah, Tata Usaha dan BP serta Jawatankuasa Sekolah Ruang Guru yang memadai dan dilengkapi dengan beberapa perangkat komputer Ruang Perpustakaan dengan berbagai jenis dan judul buku (bahan cetak) dan komputer dan VCD (non cetak). Ruang produksi (bahan ajar, soal ulangan, program pemulihan, dan lainnya). Mesjid berlantai 2 yang memadai dan dapat menampung jamaah sekitar 1000 orang (saat ini sedang dalam tahap renovasi)

Ketenagaan ( Guru dan Karyawan )
  • Guru PNS : 55 orang
  • Guru bukan PNS : 28 orang
  • Guru Honor PNS : 10 orang
  • Karyawan PNS : 15 orang
  • Karyawan bukan PNS : 29 orang
  • Guru Bahasa Asing : 15 orang
  • Pelatih Kegiatan Ko-kurikulum : 15 orang
22.23 | 0 komentar | Read More

Profil Perusahaan Panasonic Indonesia

Profil Perusahaan
AnekaNEWS.com - Melalui brand-nya yang dikenal secara umum dengan nama Panasonic, Panasonic Corporation yang berpusat di Osaka, Jepang ini, merupakan manufaktur kelas dunia di bidang produk elektronik, khususnya untuk kebutuhan konsumen awam, bisnis dan industri .
Di Asia Pasifik, Panasonic muncul pertama kalinya dengan mendirikan pabrik pertamanya di Thailand pada tahun 1961. Beberapa tahun berikutnya, operasi Panasonic di kawasan ini pun berkembang. Saat ini operasinya ada di 9 negara (termasuk Indonesia) dengan total 75 perusahaan yang mempekerjakan lebih dari 82,000 orang dan mencapai total penjualan sebesar 9,457 juta US Dollar untuk tahun fiskal 2005, atau sama dengan 26% dari total penjualan luar negeri Panasonic Corporation.
Di Indonesia sendiri, Panasonic memiliki sejarah yang sangat panjang dan melekat di hati semua rakyat Indonesia. Dimulai dengan kehadiran radio ‘tjawang’ oleh Almarhum Drs. H. Thayeb Moh. Gobel pada tahun 1954, TV pertama di tahun 1962, hadirnya brand National di tahun 1970, sampai pada akhirnya mengganti nama National dan menggunakan nama Panasonic di tahun 2004. Sampai saat ini Panasonic di Indonesia tetap merupakan brand elektronik yang paling terkemuka dengan sederet produknya yang inovatif, mulai dari TV plasma, Kamera, AC, Kulkas, Mesin Cuci, dan lainnya.

Garis Besar Panasonic Gobel Indonesia

Nama Perusahaan
PT. Panasonic Gobel Indonesia
Alamat terdaftar
Jl. Dewi Sartika 14 Cawang, Jakarta 13630 Indonesia Telephone: (+62-21) 8090108, 8015710 Fax: (+62-21) 8015706, 80882620
Presiden Direktur
Ichiro Suganuma
Tanggal Pendirian
1970 – PT. National Gobel 1991 – PT. National Panasonic Gobel 2004 – PT Panasonic Gobel Indonesia .
Kegiatan Bisnis
PT. Panasonic Gobel Indonesia (PGI) melakukan kegiatan penjualan dan purna jual kepada para konsumen di Indonesia. Konsentrasi PGI terletak pada produk-produk ‘consumer electronic’ yang terdiri dari 2 kategori besar, yaitu Digital AV dan Home Appliances.
Selengkapnya
18.36 | 0 komentar | Read More

Biografi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Profil Tokoh
AnekaNEWS.com - Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden RI ke enam dan Presiden pertama yang dipilih langsung oleh Rakyat Indonesia. Bersama Drs. M. Jusuf Kalla sebagai wakil presidennya, beliau terpilih dalam pemilihan presiden di 2004 dengan mengusung agenda "Indonesia yang lebih Adil, Damai, Sejahtera dan Demokratis", mengungguli Presiden Megawati Soekarnoputri dengan 60% suara pemilih. Pada 20 Oktober 2004 Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik beliau menjadi Presiden.

Pada tanggal 20 Oktober 2009, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono kembali di lantik sebagai Presiden RI untuk periode 2009-2014, setelah bersama pasangannya Prof. Dr. Boediono memenangkan Pemilihan Umum Presiden pada 8 Juli 2009 dalam satu putaran langsung dengan memperoleh 60,80%, mengalahkan pasangan Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto dan Muhammad Jusuf Kalla-Wiranto.

Presiden SBY, seperti banyak rakyat memanggilnya, lahir pada 9 September 1949 di Pacitan, Jawa Timur. Seorang ilmuwan teruji, beliau meraih gelar Master in Management dari Webster University, Amerika Serikat tahun 1991. Lanjutan studinya berlangsung di Institut Pertanian Bogor, dan di 2004 meraih Doktor Ekonomi Pertanian.. Pada 2005, beliau memperoleh anugerah dua Doctor Honoris Causa, masing-masing dari almamaternya Webster University untuk ilmu hukum, dan dari Thammasat University di Thailand ilmu politik.

Susilo Bambang Yudhoyono meraih lulusan terbaik AKABRI Darat tahun 1973, dan terus mengabdi sebagai perwira TNI sepanjang 27 tahun. Beliau meraih pangkat Jenderal TNI pada tahun 2000. Sepanjang masa itu, beliau mengikuti serangkaian pendidikan dan pelatihan di Indonesia dan luar negeri, antara lain Seskoad dimana pernah pula menjadi dosen, serta Command and General Staff College di Amerika Serikat. Dalam tugas militernya, beliau menjadi komandan pasukan dan teritorial, perwira staf, pelatih dan dosen, baik di daerah operasi maupun markas besar. Penugasan itu diantaranya, Komandan Brigade Infanteri Lintas Udara 17 Kostrad, Panglima Kodam II Sriwijaya dan Kepala Staf Teritorial TNI.

Selain di dalam negeri, beliau juga bertugas pada misi-misi luar negeri, seperti ketika menjadi Chief Military Observer United Nations Peace Keeping Operations (CMO UNPKO) dan Komandan Kontingen Indonesia di Bosnia Herzegovina pada 1995-1996.

Setelah mengabdi sebagai perwira TNI selama 27 tahun, beliau mengalami percepatan masa pensiun maju 5 tahun ketika menjabat Menteri di tahun 2000. Atas pengabdiannya, beliau menerima 24 tanda kehormatan dan bintang jasa, diantaranya Satya Lencana PBB UNPKF, Bintang Dharma dan Bintang Maha Putra Adipurna. Atas jasa-jasanya yang melebihi panggilan tugas, beliau menerima bintang jasa tertinggi di Indonesia, Bintang Republik Indonesia Adipurna.

Sebelum dipilih rakyat dalam pemilihan presiden langsung, Presiden Yudhoyono melaksanakan banyak tugas-tugas pemerintahan, termasuk sebagai Menteri Pertambangan dan Energi serta Menteri Koordinator Politik, Sosial dan Keamanan pada Kabinet Persatuan Nasional di jaman Presiden Abdurrahman Wahid. Beliau juga bertugas sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan dalam Kabinet Gotong-Royong di masa Presiden Megawati Soekarnoputri. Pada saat bertugas sebagai Menteri Koordinator inilah beliau dikenal luas di dunia internasional karena memimpin upaya-upaya Indonesia memerangi terorisme.

Presiden Yudhoyono juga dikenal aktif dalam berbagai organisasi masyarakat sipil. Beliau pernah menjabat sebagai Co-Chairman of the Governing Board of the Partnership for the Governance Reform, suatu upaya bersama Indonesia dan organisasi-organisasi internasional untuk meningkatkan tata kepemerintahan di Indonesia. Beliau adalah juga Ketua Dewan Pembina di Brighten Institute, sebuah lembaga kajian tentang teori dan praktik kebijakan pembangunan nasional.

Pada beberapa tahun terakhir, Presiden Yudhoyono juga berperan aktif dalam berbagai forum internasional, termasuk dalam upaya penyelamatan lingkungan hidup. Sejak pelaksanaan Konferensi Bali mengenai Perubahan Iklim di tahun 2007, yang menghasilkan Bali Road Map, hingga pertemuan sejenis di Kopenhagen yang menghasilkan Copenhagen Accord,Presiden Yudhoyono selalu memberikan kontribusi nyata. Presiden Yudhoyono juga memprakarsai terbentuknya Coral Triangle Initiative,yang merupakan upaya kerjasama antara Indonesia, Malaysia, Philipina, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Timor Leste dan Brunei Darussalam, dalam melindungi keanekaragaman sumber daya hayati lautan di wilayah ini, serta terbentuknya Forest - 11 (F-11), kelompok negara-negara pemilik hutan tropis di dunia. Atas berbagai upaya tersebut, pada pembukaan The 11th Special Session of The Governing Council/Global Ministerial Enviromental Forum pada bulan Februari 2010 lalu di Bali, Presiden Yudhoyono mendapatkan penghargaan UNEP Award Leadership in Marine and Ocean Management.

Presiden Yudhoyono adalah seorang penggemar baca dengan koleksi belasan ribu buku, dan telah menulis sejumlah buku dan artikel seperti: Transforming Indonesia: Selected International Speeches (2005), Peace deal with Aceh is just a beginning (2005), The Making of a Hero (2005), Revitalization of the Indonesian Economy: Business, Politics and Good Governance (2002), dan Coping with the Crisis - Securing the Reform (1999). Ada pula Taman Kehidupan, sebuah antologi yang ditulisnya pada 2004. Presiden Yudhoyono adalah penutur fasih bahasa Inggris.

Presiden Yudhoyono adalah seorang Muslim yang taat. Beliau menikah dengan Ibu Ani Herrawati dan mereka dikaruniai dengan dua anak lelaki. Pertama, Kapten Inf Agus Harimurti Yudhoyono, lulusan terbaik Akademi Militer tahun 2000 dan telah menyelesaikan Program Master di bidang Strategic Studies di IDSS, Nanyang Technological University, Singapura. Pada akhir bulan mei 2010 yang bersangkutan juga telah menyelesaikan Program Master di bidang Public Policy di Kennedy School of Goverment, Harvard University, Amerika Serikat. Telah menikah dengan Annisa Larasati Pohan, dan dikaruniai seorang putri, Almira Tunggadewi Yudhoyono.

Kedua, Edie Baskoro Yudhoyono, lulusan bachelor of Commerce Finance dan Electronic Commerce dari Curtin University of Technology,Perth, Western Australia, serta lulusan Program Master bidang International Political Economy di S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University (NTU) Singapura. Saat ini aktif sebagai anggota DPR RI dan sebagai Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.
18.19 | 0 komentar | Read More

Profil Tokoh: Hou Yifan

Written By Unknown on Senin, 28 Februari 2011 | 14.50

Profil Tokoh: Hou Yifan
27 Februari 1994 - 27 Februari 1994
Catur dan Pendidikan Sama Pentingnya

Kenalkan, inilah Hou Yifan, juara dunia catur wanita dari China. Ia lahir di Xinghua, 27 Februari 1994. Sejak ia masih kecil, ia memperlihatkan bakat bermain catur yang hebat. Menurut pelatih pertamanya, Hou Yifan memiliki bakat luar biasa. Saat bermain catur, Yifan memperlihatkan rasa percaya diri, ingatan yang kuat, kemampuan perhitungan yang cermat, serta reaksi cepat. Tahun 2008, ia menjadi pecatur termuda yang meraih International Grand Master. Pada 24 Desember lalu, ia berhasil menjadi juara saat ia berusia 16 tahun di Kejuaraan Dunia Antakya Turki. Ia pun memecahkan rekor sebagai juara dunia catur termuda.

Hai Kak Yifan, selamat ya. Bagaimana awalnya Kakak menjadi pecatur?

Terima kasih. Saya mulai mempelajari catur di usia 5 tahun. Karena di keluarga tidak ada yang pandai main catur, saya dilatih oleh seorang pelatih lokal. Di usia 7 tahun, saya memutuskan untuk menjadi pecatur.

Apakah Kakak memang menargetkan untuk menjadi juara?

Saya tidak memasang target apa pun. Saya hanya berusaha sebaik mungkin dan tampil bagus di setiap pertandingan.

Berapa lama Kakak berlatih setiap hari?

Sekitar 4—5 jam sehari. Kecuali di akhir pekan, latihannya lebih sedikit. Tapi, saya jarang menggunakan komputer atau internet untuk bermain catur. Saya lebih suka berlatih tanding dengan pelatih atau sesama pecatur.

Siapa yang paling berjasa menjadikan Kakak seperti sekarang?

Ibu dan ayah. Saat saya masuk sekolah catur di Kota Shandong, ibu meninggalkan pekerjaannya di Jiangsu demi menemani saya. Saat saya masuk tim nasional di Beijing, giliran ayah yang mengorbankan pekerjaannya. Itu dilakukan agar kami tetap bersama-sama. Mereka sangat mendukung saya.

Apakah Kakak masih bersekolah? Lalu, bagaimana dengan pelajaran Kakak?

Ya, saat ini saya masih duduk di bangku SMA. Namun, saya sering ketinggalan pelajaran karena mengikuti turnamen. Untungnya para guru selalu membantu saya untuk mengejar ketinggalan. Selepas SMA, saya ingin meneruskan pendidikan tinggi. Ada hal-hal lain selain catur yang juga ingin saya pelajari.

Siapakah tokoh yang menjadi sumber inspirasi Kakak?

Xie Jun. Dia sukses dalam catur dan juga kehidupannya. Dia pernah menjadi juara dunia catur dan meraih gelar Ph.D psikologi. Saya ingin berhasil seperti dia.

Apa cita-cita Kakak dalam dunia catur?

Saya ingin terus mempelajarinya dan terus memperbaiki standar permainan saya. Saya mau menjadi pecatur yang sangat tangguh. Aneka NEWS

www.berani.co.id
14.50 | 0 komentar | Read More